Monday, February 6, 2017

Mengejar Ilmu Di Negeri Samata



Mengejar Ilmu Di Negeri Samata
                                 Hartina
Makassar, 03 Februari 2017
Ibarat seorang mahasiswa yang di cap “3K” itu adalah ungkapan yang tepat bagi seorang mahasiswa seperti saya. Yang hanya mengenal Kampus, kos, dan kampung. Saat mahasiswa-mahasiswi lainnya sibuk berorganisasi justru kami dari kampus yang tidak ada latar belakang organisasinya sudah semestinya mencari kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di luar kampus. Seperti yang sempat disinggung oleh dosen di kampus. Kami memang berbekal banyak praktek, namun sebagai mahasiswa, organisasi bisa sebagai ajang belajar berargumentasi, public speaking, dan berbagai manfaat lainnya.
Terdengar aneh memang, seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar yang ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh kampus UIN, yaitu Forum Lingkar Pena ranting UIN Alauddin Makassar.
Bertempat di kampus UIN Alauddin Makassar di daerah Samata, Sulawesi Selatan kegiatan wawancara dilaksanakan. Tepat pada tanggal 29 Oktober 2016, kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari proses perekrutan anggota baru Forum Lingkar Pena (FLP) ranting UIN Alauddin Makassar dan satu minggu setelah proses wawancara yang dinyatakan lulus akan mengikuti kegiatan berikutnya yaitu Training of Writing and Recruitment IV Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting UIN Alauddin Makassar, dengan tema Menulis Kata Meninggalkan Jejak. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, 5-6 November 2016. Kegiatan tersebut sampai kepada pembekalan atau kelas menulis yang diadakan setiap pekannya selam kurang lebih 3 bulan. Bukan hanya ilmu yang kami dapat tapi juga kawan-kawan baru dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
Buat pribadi penulis sendiri mencari ilmu bisa dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Ilmu bagaiakan sebuah pisau bila tidak di asah ia akan semakin tumpul. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia yang bodoh ataupun manusia pintar, hanya saja Tuhan menganugerahkan pemahaman yang berbeda-beda kepada setiap hambanya.
Sebagai seorang mahasiswa saya sadar bahwa ilmu itu tidak hanya sekadar pengetahuan tentang bidang atau jurusan yang kita tekuni tapi ilmu apapun itu semestinya kita ketahui, itu tidak menutup kemungkinan kita dari jurusan yang berbeda akan bekerja pada bidang yang bertentangan dengan jurusan semasa kuliah. Wajar saja bila kita melihat di beberapa perusahaan pada CV tertulis sarjana A namun bekerja pada bidang B. semua telah diatur oleh sang pencipta.
Forum Lingkar Pena (FLP) merupakan sebuah organisasi yang bukan hanya sekadar organisasi yang kebayakan melibatkan fisik anggotanya, tetapi FLP adalah organisasi yang mengasah kemampuan menulis setiap anggotanya mengarahkan pada hal-hal yang bisa bernilai postif. Memberikan gambaran pentingnya kita menulis dan membaca, serta manfaat apa yang kita dapatkan dari menulis dan membaca. Mungkin saja banyak kalangan yang mengatakan menulis dan membaca bisa dilakukan tanpa harus mengikuti sebuah kegiatan atau tanpa ikut dalam sebuah forum. Tetapi setiap orang memilki gaya baca dan tulis yang berbeda. Konteks bahasa yang digunakanpun berbeda. Membaca memang mudah namun tidak semua orang suka membaca apalagi membaca berlembar-lembar buku setiap harinya bahkan menulis, menulis kadang dilakukan saat ada tugas dari dosen atau ada hal yang memang penting dan harus di tulis, dan itu tidak dilakukan oleh banyak orang.
Manfaat Membaca:
Membaca bukan hal yang mudah untuk dilakukan, karena membaca perlu mood yang baik, serta selera baca yang baik. Membaca pada dasarnya adalah sebuah tindakan ingin tahu atau mencari tahu, karena buku adalah jendela dunia tentu saja dikatakan jendela agar kita dapat mengetahui lebih tentang dunia yang belum kita ketahui sebelumnya. Membaca buku juga mampu menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai sesuatu. Dapat menigkatkan kualitas memori ingat manusia, serta tabungan akan kosakata semakin banyak dan membaik.

Manfaat Menulis:
            Setelah membaca alangkah baiknya jika terdapat kosakata yang sulit, kita tulis agar memudahkan dalam mengetahui kembali jika suatu ketika kita lupa. Membaca dan menulis adalah dua perangkat yang saling berkaitan, namun banyak kalangan yang enggan untuk membaca apalagi untuk menulis, padahal dengan menlis bisa menjadi instrumen perekam jejak sejarah, menjaga ilmu yang pernah kita dapatkan, menulis adalah salah satu cara belajar yang sangat efektif, menjadi media komunikasi yang baik dan yang paling penting adalah dengan menulis bisa mencegah kepikunan.
            Sebagai seorang mahasiswa saya bangga dapat bergabung dan bisa dipersatukan dengan orang-orang yang memiliki basic ilmu yang berada jauh di atas saya. Seorang penulis-penulis muda yang terkenal dengan karya-karyanya.  Menuangkan segala sesautu dalam tulisannya dan dibaca oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Siapa yang tidak bangga dan merasa senang tulisan kita bisa menginspirasi banyak orang, membuat orang lain tertawa atas kelucuan dari tulisan yang kita ciptakan.
Menulis adalah ajang dakwah yang paling baik. Sedangkan membaca adalah kunci membuka jendela dunia. Bila tidak sanggup membaca untuk membuka jendela dunia maka menulislah sebab menulis mampu menjadikan diri kita berdakwah dengan lisan yang terjaga tapi dengan tulisan yang bermanfaat.


No comments:

Post a Comment