Mengejar Ilmu Di Negeri Samata
Hartina
Makassar, 03 Februari 2017
Ibarat seorang
mahasiswa yang di cap “3K” itu adalah ungkapan yang tepat bagi seorang
mahasiswa seperti saya. Yang hanya mengenal Kampus, kos, dan kampung. Saat
mahasiswa-mahasiswi lainnya sibuk berorganisasi justru kami dari kampus yang
tidak ada latar belakang organisasinya sudah semestinya mencari
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di luar kampus. Seperti yang sempat
disinggung oleh dosen di kampus. Kami memang berbekal banyak praktek, namun
sebagai mahasiswa, organisasi bisa sebagai ajang belajar berargumentasi, public
speaking, dan berbagai manfaat lainnya.
Terdengar aneh memang,
seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar yang ikut
serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh kampus UIN, yaitu Forum Lingkar
Pena ranting UIN Alauddin Makassar.
Bertempat di kampus UIN
Alauddin Makassar di daerah Samata, Sulawesi Selatan kegiatan wawancara
dilaksanakan. Tepat pada tanggal 29 Oktober 2016, kegiatan tersebut merupakan
rangkaian dari proses perekrutan anggota baru Forum Lingkar Pena (FLP) ranting
UIN Alauddin Makassar dan satu minggu setelah proses wawancara yang dinyatakan
lulus akan mengikuti kegiatan berikutnya yaitu Training of Writing and
Recruitment IV Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting UIN Alauddin Makassar, dengan
tema Menulis Kata Meninggalkan Jejak. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua
hari, 5-6 November 2016. Kegiatan tersebut sampai kepada pembekalan atau kelas
menulis yang diadakan setiap pekannya selam kurang lebih 3 bulan. Bukan hanya
ilmu yang kami dapat tapi juga kawan-kawan baru dengan berbagai latar belakang
yang berbeda.
Buat pribadi penulis
sendiri mencari ilmu bisa dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Ilmu
bagaiakan sebuah pisau bila tidak di asah ia akan semakin tumpul. Tuhan tidak
pernah menciptakan manusia yang bodoh ataupun manusia pintar, hanya saja Tuhan
menganugerahkan pemahaman yang berbeda-beda kepada setiap hambanya.
Sebagai seorang
mahasiswa saya sadar bahwa ilmu itu tidak hanya sekadar pengetahuan tentang
bidang atau jurusan yang kita tekuni tapi ilmu apapun itu semestinya kita
ketahui, itu tidak menutup kemungkinan kita dari jurusan yang berbeda akan
bekerja pada bidang yang bertentangan dengan jurusan semasa kuliah. Wajar saja
bila kita melihat di beberapa perusahaan pada CV tertulis sarjana A namun
bekerja pada bidang B. semua telah diatur oleh sang pencipta.
Forum Lingkar Pena
(FLP) merupakan sebuah organisasi yang bukan hanya sekadar organisasi yang
kebayakan melibatkan fisik anggotanya, tetapi FLP adalah organisasi yang
mengasah kemampuan menulis setiap anggotanya mengarahkan pada hal-hal yang bisa
bernilai postif. Memberikan gambaran pentingnya kita menulis dan membaca, serta
manfaat apa yang kita dapatkan dari menulis dan membaca. Mungkin saja banyak
kalangan yang mengatakan menulis dan membaca bisa dilakukan tanpa harus
mengikuti sebuah kegiatan atau tanpa ikut dalam sebuah forum. Tetapi setiap
orang memilki gaya baca dan tulis yang berbeda. Konteks bahasa yang
digunakanpun berbeda. Membaca memang mudah namun tidak semua orang suka membaca
apalagi membaca berlembar-lembar buku setiap harinya bahkan menulis, menulis
kadang dilakukan saat ada tugas dari dosen atau ada hal yang memang penting dan
harus di tulis, dan itu tidak dilakukan oleh banyak orang.
Manfaat
Membaca:
Membaca bukan hal yang
mudah untuk dilakukan, karena membaca perlu mood yang baik, serta selera baca
yang baik. Membaca pada dasarnya adalah sebuah tindakan ingin tahu atau mencari
tahu, karena buku adalah jendela dunia tentu saja dikatakan jendela agar kita
dapat mengetahui lebih tentang dunia yang belum kita ketahui sebelumnya.
Membaca buku juga mampu menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai sesuatu.
Dapat menigkatkan kualitas memori ingat manusia, serta tabungan akan kosakata
semakin banyak dan membaik.
Manfaat
Menulis:
Setelah
membaca alangkah baiknya jika terdapat kosakata yang sulit, kita tulis agar
memudahkan dalam mengetahui kembali jika suatu ketika kita lupa. Membaca dan
menulis adalah dua perangkat yang saling berkaitan, namun banyak kalangan yang
enggan untuk membaca apalagi untuk menulis, padahal dengan menlis bisa menjadi
instrumen perekam jejak sejarah, menjaga ilmu yang pernah kita dapatkan,
menulis adalah salah satu cara belajar yang sangat efektif, menjadi media
komunikasi yang baik dan yang paling penting adalah dengan menulis bisa
mencegah kepikunan.
Sebagai
seorang mahasiswa saya bangga dapat bergabung dan bisa dipersatukan dengan
orang-orang yang memiliki basic ilmu yang berada jauh di atas saya. Seorang
penulis-penulis muda yang terkenal dengan karya-karyanya. Menuangkan segala sesautu dalam tulisannya dan
dibaca oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Siapa yang tidak bangga dan
merasa senang tulisan kita bisa menginspirasi banyak orang, membuat orang lain
tertawa atas kelucuan dari tulisan yang kita ciptakan.
Menulis adalah ajang
dakwah yang paling baik. Sedangkan membaca adalah kunci membuka jendela dunia.
Bila tidak sanggup membaca untuk membuka jendela dunia maka menulislah sebab
menulis mampu menjadikan diri kita berdakwah dengan lisan yang terjaga tapi
dengan tulisan yang bermanfaat.
No comments:
Post a Comment