Dibalik
4 Noppember 2016
"Hartina" 201414132
Makassar, 6 Nopember 2016
Allahu
akbar, allahu akbar, allahu akbar... bertepatan dengan sebuah peristiwa yang
memang telah direncanakan Allah sebelumnya, menjadikan Indonesia sebagai Negara
yang mayoritas beragama islam, yang cinta pada perdamaian dan saling
menghormati satu sama lain, tidak lagi dijunjung tinggi. Nilai moral pancasila
tidak lagi ditegakkan. Sebuah perselisihan paham, disebabkan adanya propokator
yang menginginkan perpecahan antar agama. Empat (4) Nopember 2016 telah menjadi sejarah
baru pada Negara kesatuan RI. Agama islam telah menggelar sholat shubuh di
masjid besar istiqlal, dan dilanjutkan sholat Jumat secara berjamaah hingga
ba’da dzuhur para jamaah yang berdatangan dari berbagai daerah akan menggelar
demo aksi bela Al-quran,
Masyaa
Allaa. Kekhawatiran secara tidak langsung bersarang di benak hamba mu ini,
bagaimana mungkin seorang pihak menghina kitab suci Al-quran demi kesuksesan
kegiatan politiknya. Dikalangan para masyarakat ada sebuah tindakan yang
seharusnya berlandaskan pada Al-quran, dan ada yang sebaiknya berdasar pada
akidah. Sebuah perselisihan paham seperti yang tengah memanas di kalangan umat
beragama ini seharusnya direda dengan tidak melakukan aksi-aksi yang
menimbulkan kemarahan dari berbagai pihak semakin memuncak. Islam terkenal
dengan kesabaran dan semangatnya dalam membela kebenaran. Bahkan perlu kita
ketahui bersama dengan kejadian ini
memotivasi umat islam untuk mencintai kembali kitab suci mereka yang sudah lama
mereka tinggalkan, dan membela kebenaran dijalan Allah.
“ya
Allah, dengan Al-quran karuniakanlah kasih sayang-Mu kepada kami, jadikanlah
Al-quran sebagai imam, cahaya, hidayah dan sumber rahmat bagi kami. Ya Allah
ajarkan kepada kami jika ada ayat yang kami tidak tahu memahaminya, karuniakan
kepada kami kenikmatan membacanya sepanjang waktu baik malam, maupun siang
jadikan Al-quran seabgai hujjah, ya robbal’ alamin”.
Siapapun
yang benar dan salah pada peristiwa ini, ini semua disebabkan kesalahpahaman
yang belum diluruskan, jangan jadikan kita semua antar umat beragama saling
menjatuhkan demi mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Saya mengatakan
ini semua terjadi karena adanya unsur politik, masyarakat memanfaatkan
kesempatan ini demi kesuksesan individual. Sebagai generasi muda kaum muslimah,
saya teringat pada sebuah keajdian satu tahun yang lalu di Palestina vs Israel
disebabkan perebutan wilayah Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Pada
masa inilah, perlawanan bangsa Palestina mulai merebak. Semoga Allah melihat
kekhawatiran kita, dan tidak memberi cobaan serupa di tanah air kita Indonesia.
Negara Indonesia sebagai Negara
yang memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi
tetap satu. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Apalah jadinya
Negara ini jika masyarakatnya sendiri tidak lagi menjunjung tinggi semboyan
persatuan. Marilah kita bersama-sama menegakkan kembali Bhineka Tunggal Ika
yang kita semboyankan dalam diri kita tetap berkobar dalam diri masyarakat
Indonesia. Kejadian ini telah mencetuskan sebuah sejarah baru dibalik 4
November.
Yang paling menarik adalah kisahnya, bukan
perlawanannya, ada sebuah buku yang mengatakan “candaan yang menyakitkan dapat
mengotori beningnya persaudaraan” yang menarik disini adalah kata “beningnya
persaudaran”, artinya kita bersaudara walau tak seiman, kita bersaudara walau
tak seibu, kita bersaudara walau tak saling jauh dari pertengakaran,
perkelahian serta pembodohan.
Kala
iman tak lagi dalam genggaman, kala hati berada dalam kesesatan, kala perilaku
terpuruk dalam kemaksiatan, bila para pemimpin tak berperikemanusian, bila
kejahatan menjadi hal biasa dalam kehidupan bahkan saling bermusuhan menjadi
warna-warni dalam kebersamaan. Apa jadinya negeri kita ini ? saat
penggunjingan, pertikaian perdebatan yang akan saling menjauhkan tak lagi
diperdulikan. Bagi mereka yang penting terwujudnya harapan pribadi dengan
mengabaikan keberadaan teman.
No comments:
Post a Comment