BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Administrasi pada hakikatnya
dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan kerjasama manusia untuk mencapai
suatu tujuan. Administrasi adalah upaya untuk mencapai tujuan yang efektif dan
efesien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerjasama. Efektif
dalam arti hasil yang dicapai upaya itu sama dengan tujuan yang ditetapkan,
sedangkan efesien berhubungan dengan penggunaan sumber dana dan daya waktu. Dari
pengertian tersebut, bahwa administrasi adalah sebuah fenomena kerjasama
sebagai objek kajian ilmu administrasi karena sering dijumpai dalam setiap
aspek kehidupan manusia
sehari-hari. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin
canggih, tuntutan akan efesiensi dan efektivitas kerja yang semakin sulit, tuntutan
akan kompleksitas kebutuhan manusia yang tinggi, mendorong masyarakat dan organisasi untuk
melakukan kerja sama dengan berbagai sektor kegiatan.
Banyak orang yang beranggapan bahwa
administrasi adalah juru ketik, tata usaha atau pekerjaan yang bersangkutan
dengan tulis menulis, tapi pada hakikatnya peran utama sistem administrasi
adalah untuk membantu memudahkan pelaksanaan pekerjaan pokok lainnya. Pada
dasarnya sistem administrasi memiliki peranan yang sangat penting bagi
perusahaan, karena dapat membantu perusahaan dalam memberikan data/informasi
yang diperlukan oleh pimpinan perusahaan dan memudahkan pimpinan dalam
mengambil keputusan dalam pelaksanaan tugas selanjutnya. Seorang Admin yang kompeten sangat
dibutuhkan di zaman modern seperti saat ini guna menunjang kualitas karyawan,
kinerja dan produktivitas pegawai serta seni dan aspek lainnya
Dalam hal ini bagian
administrasi yang terdapat pada perusahaan merupakan tongkat keberhasilan suatu
perusahaan, karena pada bagian administrasi tugasnya mengelola semua yang
menyangkut asset perusahaan, mencatat jumlah input dan output setiap harinya
serta melaporkan masalah yang dihadapi dan berusaha untuk mencari jalan keluar
guna mencapai efektivitas perusahaan. Dengan adanya aktivitas administrasi,
maka suatu organisasi mempunyai pusat ingatan, dan sebagai sumber informasi yang
akan melancarkan kehidupan dan perkembangan organisasi perusahaan, dalam
administrasi selain memutus suatu kegiatan juga perlu mengatur dalam
pengelolaannya dengan tujuan supaya dokumen dan keperluan dalam administrasi
dapat disajikan dengan tepat.
Dalam penerapan sistem perusahaan
bagian administrasi adalah sebuah jabatan yang berada pada departemen khusus
mengurusi fungsi-fungsi manajemen administrasi seperti fungsi perencanaan,
fungsi pengorganisasian, fungsi pengkordinasiaan, dan fungsi evaluasi, namun
jika pada perusahaan juga terdapat bagian lain seperti HRD, maka fungsi dari
administrasi ini akan dibatasi terkait dengan job descripsionnya pada
perusahaan. Seperti halnya dalam bidang lain seperti HRD dalam ilmu terapannya
Human Resource Department yang biasa disebut sebagai “personalia” atau “kepegawaian” mengurus sumber daya manusia,
penanganan masalah pada ruang lingkup pegawai
dan pekerja lainnya merupakan peranan serta fungsi seorang Human
Resource Department dan yang umum dilakukan adalah melakukan persiapan dan
seleksi tenaga kerja (preparation and selection), pengembangan dan evaluasi
karyawan (Development and Evaluation), dan pemberian gaji (kompensasi).
Setiap
organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan memerlukan adanya pembagian tugas, pelimpahan
wewenang sampai pada rincian tugas masing-masing pada perusahaan tersebut.
Dalam sebuah perusahaan Departemen Sumber
Daya Manusia adalah salah satu posisi yang menjadi pilar kuat dalam menjaga
keutuhan perusahaan, asset yang sangat penting dan harus dijaga demi performa
adalah semua sumber daya yang ada di dalamnya. Keberhasilan dan kinerja
seseorang dalam bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme juga komitmen
terhadap bidang yang ditekuninya.
Lingkungan kerja yang akhir-akhir
ini terus mengalami perubahan dalam persaingan pasar bebas, menuntut suatu
organisasi atau perusahaan untuk berpikir strategis, mampu menterjemahkan
inputnya menjadi strategi yang efektif, hal ini sangat dibutuhkan untuk kelangsungan
dan eksistensi organisasi yang bersangkutan. Pegawai atau tenaga kerja yang
cakap, mampu dan terampil belum menjamin produktivitas kerja yang baik.
Produktivitas
kerja karyawan menjadi perhatian dalam upaya untuk meningkatkan kinerja yang
mempengaruhi tingkat dan efesiensi serta efektivitas organisasi, jika pada
perusahaan pekerjaan yang meliputi wewenang HRD dan fungsi Sekretaris dirangkap
oleh bagian lain seperti yang terjadi pada PT. Hexindo Adiperkasa Tbk cabang
Makassar, bagian Administrasi merangkap tugas HRD sekaligus fungsi Sekretaris.
Maka hal ini akan menghambat produktivitas kerja perusahaan, sebab tidak semua
tugas-tugas yang dibebankan dapat terlaksana dengan baik dan lancar, sehingga
banyak tugas yang mendesak yang harus di selesaikan namun pelaksanaannya
menjadi tidak efektif. Berbicara tentang efektivitas kerja suatu organisasi
atau perusahaan dikatakan tidak terlepas dari keterkaitannya dengan kondisi
lingkungan kerja dan hubungan dengan para rekan kerja lainnya. Dalam organisasi
pembagian tugas sudah seharusnya dilakukan agar efektivitas kerja dapat
dicapai.
Semakin
kompleksnya tugas dan tanggung jawab pimpinan maka sering kali kelancaraan
tugas-tugas pimpinan tidak terlaksana dengan baik. Salah satu penyebabnya
adalah kurang diperhatikannya tugas yang dianggap mudah yang sesungguhnya
merupakan bagian dari tugas pimpinan, untuk itulah pimpinan perlu memberikan
tanggung jawab kepada orang lain untuk memegang suatu jabatan sehingga dapat
mengurangi pekerjaan pimpinan. Dalam hal ini, orang yang dapat membantu
pimpinan yaitu sekretaris.
Berdasarkan
hasil pengamatan selama melaksanakan magang, diperoleh informasi bahwa pada PT.
Hexindo Adiperkasa tidak ada bagian khusus yang mengurusi fungsi Human Resource
Department (HRD) sehingga Branch Admin yang
menjalankan fungsi dan tanggung jawab layaknya seorang HRD. Masalah ini
ditemukan pada saat melakukan magang pada tanggal 20 Juli sampai dengan 26
September 2016.
Dari informasi tersebut, penulis
tertarik melakukan penelitian terkait dengan masalah yang ditemui pada
perusahaan dan judul yang ditetapkan yaitu “Tinjauan
Efektivitas Kerja Branch Admin Pada PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk Cabang
Makassar”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut di atas maka ditetapkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana efektivitas kerja seorang Branch
Admin sebagai HRD sekaligus sebagai Sekretaris pada PT. Hexindo Adiperkasa Tbk cabang
Makassar?
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi
seorang Branch Admin sebagai HRD juga
sebagai sekretaris?
C.
Tujuan
Penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui dan memberikan
gambaran tentang efektivitas kerja Branch Admin sebagai HRD dan Sekretaris.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi
seorang Branch Admin sebagai HRD juga
sebagai Sekretaris.
D. Manfaat
Manfaat
penelitian sebagai berikut:
1.Sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Studi pada Program Studi D-3 Administrasi Bisnis, Konsentrasi Administrasi
Perkantoran Politeknik Informatika Nasional Makassar
2. Sebagai bahan masukan pada PT. Hexindo
Adiperkasa, Tbk Cabang Makassar tentang Efektivitas Kerja Branch Admin.
3. Sebagai bahan referensi bagi yang akan
melaksanakan penelitian lanjutan.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.
Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Efektivitas, Branch Admin, HRD, dan Sekretaris
a. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil dengan baik. Menurut Harbani Pasolong (2009:4),
efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini
sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab
dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah di rencanakan
sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata lain sasaran tercapai karena adanya
proses kegiatan.
Robbins,
(2008: 29) memberikan defenisi efektivitas sebagai:
“Tingkat
pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Maksudnya adalah
efektivitas merupakan suatu standar pengukuran untuk menggambarkan tingkat keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Priansa dan Agus (2013: 13-14)
menguraikan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat
perhatian yang serius apabila ingin mewujudkan organisasi yang efektif. Empat
faktor yang mempengaruhi efektivitas, yaitu:
1)
Karakteristik organisasi, Hubungan
yang sifatnya relatif tetap seperti
susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Struktur merupakan
cara yang unik menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam
struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif
tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi
pada tugas.
2)
Karakteristik
lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah lingkungan ekstern yaitu
lingkungan yang berada di luar batas organisasi yang sangat berpengaruh
terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan
tindakan. Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim
organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan
organisasi.
3)
Karakteristik
pekerja, merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas. Di
dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran
individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
4)
Karakteristik
Manajemen, merupakan strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk
mengkondisikan semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas
tercapai, kebijakan dan praktik manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk
mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam melaksanakan
kebijakan dan praktik manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan
strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan
strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan
prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta
adaptasi terhadap perubahan lingkungan organisasi.
Berdasarkan
pendekatan dalam efektivitas organisasi pada umumnya faktor yang mempengaruhi
efektivitas antara lain:
1)
Adanya
tujuan yang jelas
2)
Struktur
organisasi
3)
Adanya
dukungan atau partisispasi masyarakat
4)
Adanya
sistem nilai
Menurut Robbins, (2006: 260) Indikator untuk mengukur efektivitas
kerja karyawan secara individu ada enam indikator yaitu:
1)
Kualitas
Kualitas
kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan
2)
Kuantitas
Merupakan
jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit dan jumlah
siklus aktivitas yang diselesaikan.
3)
Ketepatan
waktu
Merupakan
tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari
sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain.
4)
Efektivitas
Merupakan
tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku)
dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan
sumber daya.
5)
Kemandirian
Merupakan
tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya
dan komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen
kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
Organisasi
akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan
memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan
organisasi adalah memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang
akan datang, struktur dapat mempengaruhi efektivitas dikarenakan struktur yang
menjalankan organisasi. Struktur yang baik adalah struktur yang kaya akan
fungsi dan sederhana. Selanjutnya, tanpa ada dukungan dan partisispasi serta
sistem nilai yang ada maka akan sulit untuk mewujudkan organisasi yang efektif.
b. Administrasi
Penggunaan istilah “Administrasi” di Indonesia
dipengaruhi oleh dua bahasa yakni bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Dari
pengaruh-pengaruh tersebut sehingga proses Administarsi dapat diartikan sebagai
keseluruhan aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh orang-orang, baik
sebagai perorangan maupun kelompok berdasarkan aturan-aturan yang telah
ditentukan. Administrasi diartikan sebagai kelompok-kelompok orang secara khusus
melakukan aktivitas dalam organisasi.
Menurut
Brech dalam Mills, dkk (2007: 4) mendefenisikan bahwa:
“Administrasi sebagian dari proses
manajemen yang berhubungan dengan instuisi dan pelaksanaan prosedur yang
digunakan untuk menentukan dan mengkomunikasikan program, dan perkembangan
kegiatan diatur dan di cek berdasarkan target rencana”.
Dalam arti sempit, administrasi merupakan suatu proses kegiatan
yang terbatas pada kegiatan yang bersifat opersional saja dan kalau di
Indonesia kita kenal dengan istilah “Tata Usaha”.
Menurut
Siagian dalam Nawawi (2009: 33) bahwa: “Administrasi dalam arti sempit berkisar
pada berbagai kegiatan ketatausahaan”.
1) Fungsi-fungsi Administrasi
Untuk
mencapai efektivitas dan efesiensi yang tinggi, segala kegiatan dan tindakan
harus dilaksanakan dengan pertimbangan dan perhitungan yang rasional. Guna
menjamin dan menciptakan rasionalitas yang tinggi. Dengan adanya fungsi
administrasi maka langkah dalam kegiatan tersebut dapat berjalan secara
efektif.
Adapun
fungsi administrasi adalah sebagai berikut:
a)
Perencanaan
(Planning)
Planning
atau perencanaan juga merupakan klasifikasi pokok fungsi organik. Fungsi
organik yang dimaksud adalah semua yang mutlak harus dijalankan oleh
administrasi maupun manajemen. Ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi
itu akan mengakibatkan perusahaan tersebut jalan ditempat.
b)
Pengorganisasian
(Organizing)
Pengorganisasian
adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
c)
Pengendalian
(Controling)
Pengendalian
adalah fungsi yang mempunyai arti memantau aktivitas karyawan, menjaga
organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi
bila diperlukan.
d)
Kepemimpinan
(Leading)
Merupakan
fungsi manajemen yang melibatkan penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan
dengan ditinjau berdasarkan pekerjaannya.
c. Human
Resource Department
HRD atau Human Resource Department adalah bagian atau
Departemen dari perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya manusia di
perusahaan, mulai dari tugas perencanaan yang sering disebut perencanaan SDM,
Rekrutmen sering disebut rekrutmen dan seleksi, pengembangan sering disebut
pelatihan dan pengembangan, manajemen kinerja sering disebut performance
management, gaji disebut kompensasi dan benefit.
Menurut Wither dan Davis (dalam Sutrisno,
2012: 4) menyatakan bahwa: “Sumber daya manusia adalah pegawai yang siap,
mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.”
Menurut
Ndrha (dalam Sutrisno, 2012: 4) mengemukakan bahwa:
“Sumber daya manusia berkualitas
tinggi adalah sumber daya yang mampu menciptakan bukan saja nilai kompratif
tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi
tertinggi seperti: intelligence, creativity, dan imagination, tidak lagi
semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, tenaga otot
dan sebagainya”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa Human Resource Department (HRD) adalah pegawai yang
siap dan mampu bekerja secara efektif dan inovatif dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan
menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan
sumber daya finansial serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi.
d.
Sekretaris
Kata
sekretaris berasal dari kata secretum
yang berarti rahasia. Kata ini juga dikenal dalam bahasa Belanda secretaries, dan dalam bahasa Inggrisnya
secretary.
Pengertian sekretaris menurut Saiman dalam Gie (2009: 25)
menjelaskan: “Sekretaris adalah seorang petugas yang pekerjaanya
menyelenggarakan urusan surat menyurat termasuk menyiapkan bagi seorang pejabat
penting atau organisasi.”
Selanjutnya
Menurut Fowler dan Fowler dalam Nuraeni (2008: 2) mengemukakan: “Sekretaris
adalah orang yang bekerja pada orang lain untuk membantu dalam korespondensi,
pekerjaan tulis, mendapatkan informasi dan masalah-masalah lain”.
1) Jenis
Sekretaris
Berdasarkan
kedudukan, wewenang dan tanggung jawabnya sekretaris dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
a)
Sekretaris
Instansi (organisasi)
Yaitu
sekretaris yang berfungsi sebagai office
manager karena secara formal menjalankan fungsi manajer yang ruang
lingkupnya meliputi semua aspek kegiatan kantor.
Sekretaris Organisasi sering disebut Executive Secretary dan memiliki
pegawai atau karyawan.
b)
Sekretaris
Pribadi
Yaitu sekretaris yang
hanya bekerja sebagai pembantu pimpinan dan sebagai mediator (perantara)
pimpinan. Sekretaris pribadi bukanlah manajer dan tidak mempunyai anak buah.
sebagai contoh Sekretaris Direktur, Sekretaris Manajer, Sekretaris Rektor.
Sekretaris Pribadi merupakan tangan kanan pimpinan. Ia harus mampu mencegah
pimpinan agar jangan sampai kelebihan beban atau persoalan kecil yang kurang
penting, sehingga pimpinan dapat berkonsentrasi pada persoalan yang lebih
penting. Oleh karena itu ia harus berusaha mengenal sifat dan pribadi
pimpinannya, adat kebisaaan, kegemaran /hobby, kelebihan dan kekurangan dan
melindungi pimpinan agar jangan sampai terjerumus, cara dan kemampuan kerjanya,
keperluan dalam melaksanakan
tugasnya sehingga pekerjaanya menjadi lebih baik.
2) Tugas-Tugas
Sekretaris
Tugas seorang sekretaris dapat dikelompokkan ke dalam 8 macam yaitu
sebagai berikut:
a)
Tugas Rutin
Yaitu tugas-tugas yang harus dikerjakan setiap hari tanpa
memerlukan perintah khusus, perhatian khusus atau pengawasan khusus. Misalnya
tugas membuka surat, menerima tamu, menyimpan surat/arsip, menerima telepon, menyusun
dan membuat jadawal pimpinan.
b)
Tugas
Khusus
Yaitu tugas-tugas yang diperintahkan oleh pimpinan dengan
penyelesaian secara khusus dengan dimintai pendapatnya, pertimbangan dan
pengalamannya. Tugas tersebut diberikan karena adanya unsur kepercayaan bahwa
sekretaris mampu menyimpan kerahasiaan tugas. Misalnya mengonsep surat
perjanjian antara perusahaan dengan rekanan, menyusun surat-surat rahasia,
menyusun acara pertemuan bisnis, pembelian kado/cinderamata, mengurus
perjalanan bisnis dinas pimpinan dan sebagainya.
c)
Tugas
Istimewa
Merupakan
tugas yang menyangkut keperluan pimpinan seperti membetulkan
letak alat-alat tulis pimpinan beserta perlengkapan yang diperlukan, bertindak
sebagai penghubung untuk meneruskan informasi kepada para relasinya, bersama-sama
atau mewakili sesorang menerima sumbangan-sumbangan untuk dana atau keperluan
kegiatan lainnya, sebagai pendamping pimpinan selama mengadakan pertemuan
bisnis, dan memeriksa hasil pengumpulan dana/uang muka dari instansi yang
diberikan sebagai dana kesejahteraan
d)
Tugas
Resepsionis
Selain
mengurus segala keperluan pimpinan, sekretaris juga bertindak sebagai penerima
tamu, menerima, menjawab serta mencatat pesan-pesan lewat telepon, mecatat
janji-janji dengan pimpinan dan menyusun acara kerja sehari-hari.
e)
Tugas
Keuangan
Yaitu tugas mengelola keuangan seperti menangani urusan keuangan
pimpinan dengan bank, misalnya penyampaian/ penyimpanan uang di bank, membayar
rekening-rekening, pajak, sumbangan dana atas nama pimpinan, mengurus kas
kecil, yaitu mencatat dan menyediakan dana untuk pengeluaran rutin sehari-hari
yang jumlahnya relatif kecil.
f)
Tugas
Sosial
Yaitu tugas amal dan kemasyarakatan biasanya seperti mengatur
penyelenggaraan resepsi untuk kantor beserta pengurusan undangan dan menyumbang
untuk amal dan bakti sosial.
g)
Tugas
Insidental
Yaitu tugas yang dilaksanakan pada waktu dan keadaan tertentu.
Seperti menyiapkan agenda rapat, meyiapkan laporan, serta menyiapkan pidato
atau pernyataan piminan, membuat ikhtisar dari berita-berita dan artikel serta
media-media lain yang ada kaitannya dengan kepentingan perusahaan, mengoreksi
bahan-bahan cetakan yang dikonsep pimpinan, mewakili pimpinan dalam berbagai
resepsi atau pertemuan.
2. Peranan
Administrasi, HRD dan Sekretaris
a. Peranan
Administrasi
Pada hakikatnya perkembangan berbagai cabang ilmu
pengetahuan terjadi sebagai tanggapan terhadap dinamika manusia. Pemahaman yang
tepat tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan membenarkan
pendapat tersebut. Peran utama sistem administrasi adalah untuk membantu
memudahkan pelaksanaan tugas pekerjaan pokok lainnya. Pada dasarnya sistem
administrasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena dapat
membantu perusahaan dalam memberikan data/informasi yang diperlukan oleh
pimpinan perusahaan dan memudahkan pimpinan dalam mengambil keputusan dalam
pelaksanaan tugas selanjutnya.
b. Peranan
HRD
Sumber daya manusia adalah asset sebuah perusahaan.
Dengan demikian, Human Resources Department adalah salah satu pilar yang
penting dalam menunjang maju mundurnya sebuah perusahaan.
Peran departemen HRD dalam perusahaan antara lain
melakukan:
1)
Persiapan
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal persiapan,
antara faktor internal dan faktor eksternal lainnya, faktor internal meliputi
jumlah kebutuhan dalam persiapan untuk karyawan baru, struktur organisasi,
departemen terkait, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal dalam hal
persiapan termasuk hukum ketenagakerjaan, pangsa kondisi tenaga kerja, dan
sebagainya.
2)
Rekrutmen
Tenaga Kerja
Rekrutmen adalah salah satu proses untuk mencari calon
atau karyawan yang dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari organisasi
atau perusahaan. Pada tahap HRD ini perlu menganalisis posisi yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan
(job spesification). Perekrutan bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia
yang cukup agar Manajer dapat memilih sumber daya yang memenuhi kualifikasi
yang mereka perlukan. Agar hasil dari perekrutan dapat dikatakan berhasil atau
efektif, maka terdapat empat indikator untuk menunjukkan efektifitas dari
perekrutan SDM yaitu:
a)
Jumlah
(kuantitas pelamar mencukupi)
b)
Kualitas
pelamar menunjukkan persyaratan yang dibutuhkan
c)
Biaya
per pelamar yang direkrut
d)
Waktu
yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan yang kosong.
3)
Seleksi
Tenaga Kerja
Defenisi seleksi tenaga kerja adalah suatu proses yang
dilakukan untuk menemukan pekerja yang tepat dari sekian banyak kandidat.
Langkah yang diambil dalam proses seleksi tenaga kerja, yaitu melihat resume atau CV, melakukan seleksi awal
berdasarkan CV pelamar, memanggil pelamar untuk tes wawancara, tes calon
karyawan dengan tes tertulis, proses wawancara dan proses selanjutnya. Proses
seleksi yang baik akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan
sebuah organisasi. Oleh karena itu seleksi harus didasarkan pada standar yang
jelas.
4)
Pengembangan
dan Evaluasi Karyawan
Pengembangan adalah suatu proses pendidikan jangka
panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan
manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan
umum.
Agar tenaga kerja atau karyawan dapat memberikan
kontribusi optimal kepada perusahaan atau organisasi, maka harus menguasai tugas
dan tanggung jawab. Proses pengembangan dan evaluasi karyawan dilakukan sebagai
pembekalan agar tenaga kerja dapat lebih terkontrol dan ahli di bidangnya,
serta meningkatkan kinerja yang ada.
5)
Penyediaan
Kompensasi dan Perlindungan Karyawan
Kompensasi adalah imbalan atau upah
bagi karyawan secara teratur kontribusi organisasi atau perusahaan. Kompensasi
harus sesuai dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada di lingkungan eksternal
untuk menghindari masalah tenaga kerja atau yang akan membahayakan organisasi
atau perusahaan. Kebijakan kompensasi organisasi biasanya menetapkan batasan
upah atau gaji yang berbeda pada berbagai pekerjaan, biasanya kompensasi akan
mempengaruhi minat pelamar untuk menjadi pegawai di sebuah organisasi.
c. Peranan
Sekretaris
Sekretaris memegang peranan penting yang dapat menentukan
berhasil tidaknya tujuan perusahaan. Pentingnya peranan seorang sekretaris ini
tentunya sesuai dengan jabatan sekretaris pada masing-masing organisasi.
Peranan sekretaris secara umum dapat diketahui pada bagian berikut:
1)
Peranan
Sekretaris terhadap Atasan:
Pimpinan
organisasi sibuk dengan pekerjaan yang diembannya karena kesibukan tersebut,
maka pimpinan organisasi perlu memiliki figur yang dapat membantu tugasnya,
sekaligus dapat mendukung serta mengatur waktunya yang padat. Berikut adalah
beberapa peran sekretaris terhadap atasan:
a) Sebagai perantara saluran komunikasi dan pembinaan
hubungan yang baik bagi orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan
b)
Sebagai
sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi fungsi, tugas, dan
tanggung jawab
c)
Sebagai
pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas
d)
Alternatif
pemikiran dari pimpinan dalam ide-ide
e)
Sebagai
faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan.
2)
Peranan Sekretaris terhadap Bawahan
a)
Penentuan
kebijakan yang berlaku bagi pegawai bawahan secara adil, yaitu mengenai
peraturan penempatan pegawai yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan (rule of the place)
b)
Memberikan
motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar
dan berhasil dengan baik
c)
Memberikan
rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam menjalankan pekerjaan
d)
Menerima
pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah
e)
Mengadakan
pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih mengerahkan dan mengetahui
kelemahan dan kehendak pegawai bawahan.
f)
Menggali
informasi dari pegawai terkait dengan hal-hal yang menjadi kendala bagi pegawai
untuk bekerja dengan baik.
3. Manajemen
Sumber Daya Manusia dan Sasaran Manajemen
a. Manajemen
Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber
daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
perusahaan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah Departemen
Sumber daya Manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau Human Resource Department.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut cara-cara mendesain
sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan, dan hubungan ketenagakerjaan. Manajemen sumber daya
manusia melibatkan semua praktik manajemen yang dapat mempengaruhi secara
langsung kepada organisasi. Manajemen sumber daya manusia terdiri dari
serangkaian kebijakan yang terintegrasi tentang hubungan ketenagakerjaan yang
mempengaruhi orang-orang dan organisasi selain itu, manajemen sumber daya
manusia merupakan aktivitas yang dilaksanakan agar sumber daya manusia dalam
organisasi dapat didayagunakan secara efektif dan efesien guna mencapai
berbagai tujuan.
Aktivitas manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan
untuk menyediakan dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif dan berkualitas
bagi perusahaan. Aktivitas yang dilakukan diantaranya adalah:
1)
Rekrutment
Rekrutmen
adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang cocok untuk jabatan
atau pekerjaan tertentu dalam suatu perusahaan. Tujuan dari rekrutmen adalah
mendapatkan calon karyawan yang memungkinkan pihak manajemen (recruiter) untuk
memilih atau menyeleksi calon sesuai kualifikasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Semakin banyak calon yang berhasil dikumpulkan maka akan semakin
baik karena kemungkinan untuk mendapatkan calon terbaik semakin besar.
2)
Seleksi
Pada
dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan
memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mengarah pada
tujuan seleksi yang demikian itu, setiap perusahaan yang bersangkutan
senantiasa akan berusaha dengan biaya serendah mungkin dengan menggunkan cara
yang paling efesien, tetapi efektif. Kualifikasi yang menjadi dasar seleksi
biasanya seperti keahlian, pengalaman, usia, jenis kelamin, pendidikan, kondisi
fisik, penampilan, keterampilan, serta karakter.
Menurut Veithzal Rivai dalam edisi
kedua Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan (2012: 25) mengatakan bahwa:
“Manajemen
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi
segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian”.
Selanjutnya
Mangkunegara (2011: 2) mengungkapkan:
“Manajemen
Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.”
Manajemen sumber daya manusia dapat
didefenisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang
ada pada individu (pengawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut
dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan
organisasi dan pengembangan individu pegawai.
Dari defenisi
tersebut diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian manajemen sumber
daya manusia merupakan bidang dari manajemen umum perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan
yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat
kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga
menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor produksi tersebut.
Namun, perlu di ingat bahwa sumber daya manusia, manusia sendiri sebagai faktor
produksi yang merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan
keluaran (output). Karyawan baru yang belum memiliki keterampilan dan keahlian
dilatih sehingga menjadi karyawan yang terampil dan ahli. Apabila dilatih lebih
lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan menjadi karyawan yang
matang. Pengolahan sumber daya manusia inilah yang disebut Manajemen SDM.
HRD dikatakan penting karena departemen tersebut tidak
mengontrol banyak faktor yang membentuk andil SDM contohnya modal, bahan baku,
dan prosedur. Departemen ini tidak memutuskan masalah strategi atau perlakuan
supervisor terhadap karyawan, meskipun departemen tersebut jelas-jelas mempengaruhi
kedua-duanya. Manajemen SDM mendorong para manajer dan tiap karyawannya untuk
melaksanakan strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan.
b. Sasaran
Manajemen
1) Human
Resources
Dalam setiap aktivitas manajemen yang
dilakukan seharusnya selalu memperhatikan tentang potensi-potensi yang ada pada
sumber daya manusia. Hal ini di sebabkan sumber daya manusia merupakan faktor
yang paling penting dalam kegiatan manajemen. Tanpa adanya pengelolaan sumber
daya manusia yang baik, maka dapat dipastikan kegiatan manajemen tidak dapat
berjalan dengan maksimal. Sasaran terhadap sumber daya manusia, bentuk
kegiatannya dapat berupa memimpin, memotivasi dan mengarahkan orang-orang agar
aktivitasnya mengarah pada tujuan yang ingin dicapai.
2) Non
Human Resources
Sasaran
manajemen yang kedua adalah non human resources atau segala bentuk fasilitas
yang ada untuk menunjang pencapaian tujuan manajemen. Bentuk kegiatan non human
resources adalah mengadakan dan memelihara serta mengendalikan segala fasilitas
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan misalnya tempat, alat metode
kerja dan sebagainya.
4. Tujuan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen
Sumber Daya Manusia adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang
efektif, tujuan Manajemen SDM tidak hanya mencerminkan kehendak manajemen
senior tetapi juga harus menyeimbangkan tantangan organisasi.
Empat (4) tujuan Manajemen sumber daya
manusia sebagai berikut:
a.
Tujuan
Sosial
Tujuan
sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi atau perusahaan
bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap keutuhan dan tantangan
masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya.
b.
Tujuan
Organisasional
Tujuan
organisasional adalah sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya.
c.
Tujuan
Fungsional
Bertujuan
untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
d.
Tujuan
Individual
Tujuan
individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan
yang hendak mencapai tujuan melalui aktivitasnya dalam organisasi.
5. Prinsip
dan Jenis-jenis Pengembangan
a. Prinsip
Pengembangan
Menurut Hasibuan, (2012: 72) prinsip pengembangan adalah
peningkatan kualitas dan kemampuan karyawan dalam program pengembangan harus
dituangkan sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, peserta, kurikulum dan
waktu pelaksanaannya. Program pengembangan harus berprinsipkan pada peningkatan
efektivitas dan efesiensi kerja masing-masing karyawan pada jabatannya, program
pengembangan suatu organisasi hendak diinformasikan secara terbuka kepada semua
karyawan atau anggota supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing.
b. Jenis-Jenis
Pengembangan
Menurut Hasibuan, (2012: 72) jenis pengembangan di
kelompokkan atas:
1) Pengembangan secara informal yaitu
karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya
dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan pekerjaan
atau jabatanya, pengembangan secara informal menunjukkan bahwa karyawan
tersebut berkeinginan keras untuk menuju dengan cara meningkatkan kemampuan
kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan
semakin besar, disamping efesien dan produktivitasnya juga semakin baik.
2) Pengembangan secara formal yaitu
karyawan yang di tugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan,
baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan
atau pelatihan. Pengembangan secara formal dilakukan perusahaan karena tuntutan
pekerjaan saat ini atau masa yang akan datang, yang sifatnya nonkarir atau
peningkatan karir seorang karyawan.
6. Tujuan
Pengembangan
Menurut
Hasibuan, (2012: 70) tujuan pengembangan pada hakikatnya menyangkut ha-hal
berikut:
a.
Produktivitas
kerja
Dengan
pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill,
managerial skill karyawan semakin baik.
b.
Efesiensi
Pengembangan
karyawan bertujuan untuk meningkatkan efesiensi tenaga, waktu dan bahan baku.
Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing
perusahaan semakin besar.
c.
Kerusakan
Pengembangan
karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin-mesin
. karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
d.
Kecelakaan
Pengembangan
bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya
pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
e.
Pelayanan
Pengembangan
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada costumer
perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang
sangat penting bagi rekan-rekan perusahaan bersangkutan.
f.
Moral
Dengan
pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan
keterampilannya sesuai dengan pekerjaan sehingga mereka antusias untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
g.
Karir
Dengan
pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karir karyawan semakin besar,
karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi
biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja.
h.
Konseptual
Dengan
pengembangan, Manajer cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih
baik, karena technical skill, human skill, dan manajerial skill-nya lebih baik.
i.
Kepemimpinan
Kepemimpinan
seorang manajer akan lebih baik, human relations-nya lebih luwes, motivasi
lebih terarah sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semakin
harmonis.
j.
Balas Jasa
Dengan
pengembangan, balas jasa (gaji, upah, insentif, dan benefits) karyawan akan
meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.
k.
Konsumen
Pengembangan
karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena
mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu.
7. Masalah
dan Tantangan Seorang HRD
Di lingkungan perusahaan, HRD
merupakan sistem terbuka yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka berada.
Dua dari banyak masalah lingkungan yang paling signifikan dihadapi oleh para Manajer/
pimpinan dan departemen HRD adalah masalah manajemen SDM internasional dan
pemerintah.
a.
Masalah
eksternal
1)
Keragaman
budaya dan sikap
2)
Keragaman
melalui imigrasi dan migrasi
3)
Keragaman
dan profesional
b.
Masalah-masalah pemerintah
c. Masalah-masalah
ekonomi global
d.
Masalah
organisasi
e.
Masalah-masalah
professional
f.
Masalah
SDM internasional.
Di sisi lain,
HRD juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan karyawan, adapun kendala yang
sering di hadapi departemen sumber daya manusia antara lain:
a.
Pemeliharaan
dan pengelolaan karyawan
Perusahaan bisa berjalan karena faktor karyawan dan
prodktivitas berjalan, tanpa keduanya tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
akan berjalan kurang maksimal. Hubungan antara perusahaan dan karyawan pada
akhirnya tidak hanya terkesan satu arah, namun berlaku timbal-balik.
Untuk mengatasi kesulitan dalam hal pemeliharaan dan
pengelolaan ini, perusahaan bisa melakukan penanaman budaya khas perusahaan
yang terkait peningkatan produktivitas. Budaya perusahaan ini penting, sebab
beda tempat, beda pula budayanya. Selain budaya, HRD juga bisa melakukan pemberian
intensif secara berkeadilan.
b. Produktivitas
Seperti yang telah disinggung di poin sebelumnya,
produktivitas adalah salah satu faktor terpenting dalam perusahaan. HRD harus
mampu menentukan level produktivitas karyawannya guna menentukan strategi serta
alasan apabila produktivitasnya menurun. Permasalahan ini bisa diatasi dengan
menggunakan software HRD yang terintegrasi dan mampu mencatat penilaian kerja
karyawan. Cara ini akan sangat memudahkan dalam hal pemantauan produktivitas
kerja.
c.
Tingkat
disiplin karyawan
Produktivitas membutuhkan kedisiplinan kerja. Dalam hal
ini, kedisiplinan bisa berjalan ketika ada aturan yang jelas. Selain itu,
pemantauan dalam bentuk pencatatan kinerja karyawan juga bisa membantu proses
ini. Solusi yang bisa dilakukan tim HR adalah dengan menggunakan software yang
bisa mencatat kehadiran serta terintegrasi ke smart card.
d.
Payroll
Adalah suatu tugas
krusial yang dilakukan oleh HRD adalah menghitung besaran gaji karyawan, termasuk
di dalamnya bonus, intensif, pajak dan sebagainya yang diperoleh. Proses ini
cenderung memakan waktu lama, apalagi jika jumlah karyawannya cukup banyak.
Penggunaan software penghitung payroll yang
terintegrasi bisa memangkas waktu yang biasanya digunakan untuk melakukan tugas
ini.
e.
Diskriminasi
pada karyawan
Apa pun bentuknya, diskriminasi adalah permasalahan yang
harus dihindari oleh perusahan. Baik itu antar karyawan maupun dari karyawan ke
client. Perusahaan bisa mengatasi permasalahan ini dengan cara melakukan
pemetaan demografis dan mencatat semua kejadian terkait. Hal ini akan
mempermudah langkah perusahaan di waktu-waktu mendatang.
f.
Cuti
karyawan
Cuti memang menjadi salah satu hak karyawan. Oleh karena
itu, perusahaan biasanya harus mengatur waktu cuti dengan cermat. Hal ini
terkait dengan alur produktivitas agar tetap berjalan optimal.
g.
Training
karyawan
Training diperlukan guna meningkatkan kemampuan yang
dimiliki dan dibutuhkan oleh karyawan. Training pun bertujuan supaya kinerja
karyawan mengarah pada produktivitas. Untuk mempermudah hal ini, HR perlu
merencanakan training bagi karyawan. Tentu saja HR harus menganalisis kebutuhan
training serta melakukan cek dari training yang sudah dilakukan sebagai bahan
evaluasi.
Selain masalah-masalah
di atas juga terdapat tantangan dalam manajemen SDM yaitu:
a. Tantangan eksternal
Yang dimaksud dengan tantangan
eksternal adalah berbagai hal yang pertumbuhan dan perkembangannya berada di
luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, akan tetapi harus diperhitungkan
karena pertumbuhan dan perkembangan tersebut pasti berpengaruh, baik secara
positif maupun negatif, terhadap organisasi.
Lingkungan
eksternal yang sering di hadapi manajemen sumber daya manusia mencakup
perubahan teknologi, pengaturan pemerintah, faktor sosial budaya, faktor
politik, kondisi perekonomian, faktor geografis, demografi, kegiatan mitra dan
pesaing.
b. Tantangan internal
Tantangan
internal muncul karena adanya SDM yang mengejar pertimbangan diantaranya
seperti financial, penjualan, keuangan, service, produksi, dan sebagainya.
B.
Kerangka Pikir
PT. Hexindo Adiperkasa,
Tbk. Cabang Makassar merupakan anak perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta
yang bergerak dibidang perdagangan dan penyewaan alat berat serta penyediaan
pelayanan purna jual. Produktivitas karyawan menjadi perhatian dalam upaya
untuk meningkatkan kinerja yang mempengaruhi tingkat dan efesiensi serta
efektifitas organisasi. Pada perusahaan tidak ada bagian khusus yang mengurusi
tugas HRD dan fungsi Sekretaris sehingga pekerjaan yang menyangkut tugas dan
fungsi tersebut dikerjakan oleh bagian Branch Admin. Karena tidak adanya
pembagian fungsi yang jelas Jika diukur menggunakan indikator yang dikemukakan
oleh Robbins seperti melihat kualitas kerja, kuantitas, ketepatan waktu,
efektivitas dan kemandirian. Maka dalam pekerjaan yang dilakukan Branch Admin dapat
diketahui apakah telah berjalan efektif atau justru sebaliknya, dalam
pelaksanaannya tersebut terdapat pula kendala-kendala yang sering dihadapi
seorang Branch Admin.
Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada
kerangka pikir berikut ini.
Gambar
2.1 Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi
dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk
Cabang Makassar yang beralamat di jalan Kima Raya kav 1A Kawasan Industri
Makassar (KIMA). Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret sampai dengan
bulan April 2017.
B.
Jenis dan Sumber Penelitian
1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif. Yaitu Penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model matematis.
2. Sumber
Penelitian
a.
Data
Primer
Data primer diperoleh melalui
observasi dan wawancara yang berkaitan dengan efektivitas kerja Branch Admin
sebagai HRD dan Sekretaris pada PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk cabang Makassar.
b.
Data
Sekunder
Yaitu data yang bukan diusahakan
sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data tersebut diperoleh melalui studi
pustaka yang berkaitan dengan efektivitas kerja Branch Admin sebagai HRD dan
Sekretaris.
C.
Variabel dan Desain Penelitian
1.
Variabel
Penelitian
Efektivitas
kerja Branch Admin sebagai HRD dan Sekretaris pada PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk
cabang Makassar.
2.
Desain
Penelitian
PT. Hexindo
Adiperkasa, Tbk Cabang Makassar
|
Efektivitas kerja
Branch Admin
|
D.
Defenisi Operasional Variabel
Adapun defenisi operasional dalam
penelitian ini adalah:
Efektivitas kerja Branch Admin yang dimaksud adalah tinjauan
efektivitas kerja Branch Admin sebagai HRD dan Sekretaris pada PT. Hexindo
Adiperkasa, Tbk cabang Makassar.
Dalam penelitian ini, penulis
membatasi indikator efektivitas kerja karyawan yang diukur berdasarkan
indikator menurut teori Robbins (2006: 260), yaitu:
1.
Kualitas
Kualitas
kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan
2.
Kuantitas
Merupakan
jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit dan jumlah
siklus aktivitas yang diselesaikan.
3.
Ketepatan
Waktu
Merupakan
tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari
sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain.
4.
Efektivitas
Merupakan tingkat penggunaan sumber
daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan
maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5.
Kemandirian
Merupakan
tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya
dan komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen
kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
E.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk
cabang Makassar.
2.
Sampel
Teknik
penarikan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Adapun sampel yang diambil
sebanyak 30 orang.
F.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
1. Studi kepustakaan
Buku-buku yang digunakan pada
penelitian ini adalah buku, jurnal ilmiah, Tugas akhir dan segala sesuatu yang
bermanfaat sebagai referensi dan literatur yang berkaitan dengan penelitian.
2. Studi lapangan
Studi lapangan yang dimaksud pada
penelitian ini terdiri dari:
a. Observation (pengamatan)
Observasi merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan pengamatan yang berhubungan dengan efektivitas kerja Branch Admin pada PT.
Hexindo Adiperkasa, Tbk cabang Makassar.
b. Interview (wawancara)
Wawancara yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara tanya jawab secara langsung kepada informan yang dianggap
berwenang dan mampu memberikan data dan informasi berhubungan dengan efektivitas
Kerja Branch Admin pada PT. Hexindo
Adiperkasa, Tbk cabang Makassar. Adapun yang dijadikan informan adalah sebagai
berikut:
1) Eduard Rompas (Branch Manajer)
2) Wastuty (Branch Admin)
c. Angket (Kuesioner)
Kuesioner atau angket adalah suatu
teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada
responden.
d. Dokumentasi
Pengambilan data melalui proses
pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu bersifat tulisan,
lisan ataupun gambar.
G.
Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan
penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif
yaitu analisis data yang digunakan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang sudah terkumpul dengan menggunakan skala likert.
Skala likert
ini digunakan untuk mendapatkan skor dengan kategori seperti dibawah ini:
Tabel
3.1: Skala Likert Digunakan Untuk Mendapatkan Skor Dengan Kategori
|
No.
|
Kategori
|
Bobot
(Nilai)
|
|
1
|
Sangat Setuju
|
5
|
|
2
|
Setuju
|
4
|
|
3
|
Ragu-Ragu
|
3
|
|
4
|
Kurang Setuju
|
2
|
|
5
|
Tidak Setuju
|
1
|
Sumber:
Sugiono 2013
Kategori dan skor tersebut di atas digunakan untuk
mengukur indikator efektivitas kerja Branch Admin pada PT. Hexindo Adiperkasa,
Tbka Cabang Makassar. Untuk mengatur skala likert dengan rumus sebagai berikut.
Tingkat Capaian = Jumlah hasil skor x 5
Jumlah Responden
Dasar
interprestasi nilai rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada
interprestasi skor yang digunakan oleh stemple, Jr, (2004) sebagaimana
digambarkan pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel
3.2: .Dasar
Interprestasi Nilai Rata-Rata Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini
|
No.
|
Nilai
Skor
|
Interprestasi
|
|
1
|
4,5 – 5,0
|
Sangat Setuju
|
|
2
|
3,5 – 4,4
|
Setuju
|
|
3
|
2,5 – 3,4
|
Ragu-Ragu
|
|
4
|
1,5 – 2,4
|
Kurang Setuju
|
|
5
|
1 – 1,4
|
Tidak Setuju
|
Sumber:
Jr. Stemple 2004
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah
Singkat Perusahaan
PT. Hexindo Adiperkasa didirikan pada
bulan November 1998. PT. Hexindo
memiliki visi Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri alat berat,
pada bulan Februari tahun 1995 Hexindo mencatatkan namanya di Bursa Efek
Jakarta dan berganti nama menjadi PT Hexindo Adiperkasa Tbk. Selama 23 tahun
kiprah bisnisnya, Hexindo tumbuh agresif didukung berbagai langkah terobosan
yang mengantarkan menjadi salah satu pebisnis alat berat yang sangat
diperhitungkan kompetitornya di Indonesia.
Pencapaian
prestasi kinerjanya dalam beberapa tahun terakhir makin cemerlang yang
dibuktikan dengan peningkatan laba dan kenaikan harga saham yang sangat
signifikan. Kini melalui satu kantor pusat yang berlokasi di Jakarta dan 41
kantor cabang dan project yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua, Hexindo siap melayani penyediaan alat berat secara
menyeluruh (onestop services) yang didukung fasilitas, produk dan layanan purna
jual yang lengkap termasuk pelayanan memuaskan yang siaga melayani selama 24
jam.
Pada tahun 1992, bersama Hitachi
Construction Machinery Jepang bersama dua perusahaan Indonesia, PT. Hexindo
membentuk perusahaan join venture, yakni PT Hitachi Construction Machinery
Indonesia (HCMI). HCMI membentuk hydraulic excavator untuk memenuhi kebutuhan
yang terus meningkat di dalam negeri dan pasar regional di Negara-negara ASEAN.
HCMI juga membentuk
Sebagai Perusahaan pengadaan alat
berat dan pemegang merek resmi untuk alat-alat berat dan suku cadang merek
Hitachi di Indonesia, Hexindo bergerak pada kegiatan usaha seperti Penjualan
alat-alat berat dan Penyewaan alat berat.
2. Visi dan Misi
a. Visi Perusahaan
Menjadi
perusahaan kelas dunia dalam industri alat-alat berat di Indonesia dengan
kualitas pelayanan terbaik bagi kepuasan semua pihak yang berkepentingan.
b. Misi Perusahaan
Berikut ini
merupakan misi perusahaan untuk:
1)
Menjadi mitra pelanggan yang paling
dapat diandalkan dalam pengadaan alat-alat berat sekaligus menjadi ahli yang
paling dapat dipercaya dalam memberikan solusi terbaik mengenai produk dan jasa
2)
Meningkatkan kualitas kinerja para
karyawan secara berkesinambungan dalam lingkungan kerja yang semakin kondusif,
sekaligus membantu mereka mencapai kesejateraan.
3)
Menghadirkan kebanggaan di mata
dunia melalui kontribusi nyata bagi kesejahteraan umum, masyarakat dan bangsa
4)
Menjamin imbalan keuangan yang pasti
serta memastikan pertumbuhan yang terus meningkat bagi investasi para pemegang
saham.
3. Bidang Usaha
Sebagai
perusahaan pengadaan alat berat dan pemegang merek resmi untuk alat-alat berat
dan suku cadang merek Hitachi di Indonesia, Hexindo bergerak pada kegiatan
usaha :
a.
Penjualan alat-alat berat dan
penyewaan alat-alat berat
b.
Dukungan suku cadang
c.
Dukungan pelayanan dan kontrak
pemeliharaan penuh
d.
Remanufaktur
Hexindo makin unggul dan diperhitungkan karena komitmen dan
keseriusannya dalam pengembangan produk, keahlian, infrastruktur, dan fasilitas
pelayanan purna jual berstandar internasional yang menjamin kualitas alat dan
pelayanan yang sesuai kebutuhan pelanggannya.
B.
Penyajian
Data Hasil Penelitian
PT. Hexindo
Adiperkasa dalam salah satu pencapaian kerja dalam organisasi adalah berdasar pada
pola hubungan serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.
Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagian yang
menggambarkan tentang hubungan antara orang-orang yang menjalankan aktivitas
dalam suatu organisasi termasuk hubungan antar masing-masing kegiatan atau
fungsi. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa struktur
organisasi merupakan salah satu syarat pencapaian tujuan perusahaan.
Sebuah organisasi memerlukan adanya suatu gambaran secara
sistematis agar bagian-bagian itu jelas hubungannya terutama dalam pembagian
tugas dan tanggung jawab dengan anggapan adanya pembagian fungsi aktivitas dan
perusahaan yang tepat. Dengan demikian struktur organisasi berikut ini akan
memberikan gambaran tentang PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk. cabang Makassar.